Thursday, September 11, 2008

Keris, dari Besi Tua ke Besi Aji - 1

Selasa, 9 September 2008 | 13:59 WIB


Oleh wartawan Kompas.com, IGN Sawabi

ADA mitos menyebutkan, empu (sebutan bagi pembuat keris) mengerjakan pembuatan keris tanpa alat. Konon, besi hanya dipijit-pijit dan jadilah sebilah keris. Yang saya tuturkan dalam tulisan ini adalah bagaimana keris dibuat, bukan bagaimana mitos dikisahkan.

Selain itu, tulisan ini tidak ada kaitannya dengan unsur magic-nya, tetapi murni keris sebagai barang seni yang mengedepankan unsur keindahan pola pamor dan fisik bilah keris itu sendiri. Juga bukan bagaimana cara membuat keris yang sakti atau bertuah.

Pada dasarnya, sebilah keris terdiri atas tiga jenis unsur logam, besi, baja, dan pamor (bisa terbuat dari nikel dan yang lebih mahal terbuat dari batu meteorit). Namun, untuk keris jenis kelengan tidak ada unsur pamornya sehingga hanya terdiri atas dua bahan, baja dan besi.

Mengawali pembuatan keris, seorang empu akan memilih besi terbaik untuk mendapatkan hasil yang baik. Secara kasat mata, besi yang berumur tua akan menghasilkan keris yang bagus karena karat pada besi berusia tua lebih sedikit dibandingkan dengan besi berusia muda.

Ada baiknya saya perkenalkan nama-nama alat yang biasa dipergunakan para pembuat keris dalam bekerja secara tradisional. Seperti yang ada di besalen milik Ki Sungkowo Harumbrojo di Gatak, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta.

1. Empu: Pembuat keris
2. Panjak: Asisten pembuat keris. Panjak terdiri atas dua orang, satu bertugas menyalakan api dan memompa sehingga api terus menyala. Asisten satunya bertugas menghantamkan palu (gandin besi) pada saat proses penempaan.
3. Besalen: Studio pembuat keris
4. Paron: Alas menempa besi. Terbuat dari besi baja berbentuk mirip lingga. Biasanya disebut paron dengkul karena bentuknya mirip lutut orang yang sedang jongkok.
5. Kowen: Tempat air untuk mendinginkan alat-alat.
6. Cakarwa: Alat sejenis gancu yang berfungsi untuk mengarahkan bara api.
7.Ububan: Sejenis pompa. Terdiri atas dua tabung kayu yang bentuknya persis dengan pompa-pompa yang kita kenal di bengkel-bengkel. Sekarang alat ini diganti menggunakan blower.
8. Wirungan: terbuat dari balok batu yang dilubangi di tengahnya. Berfungsi sebagai alat memfokuskan angin sehingga yang dihasilkan oleh pemompaan pada ububan.
9. Supit: alat sejenis tang dengan ukuran yang berbeda-beda (setidaknya membutuhkan lima supit dengan ukuran berbeda-beda) sebagai alat memegangi besi yang dibakar. Digunakan saat besi dibakar atau saat besi ditempa.
10. Ploncon: terbuat dari dua batang kayu yang digandeng. Di atas dua batang kayu inilah empu melakukan pengikiran dan menyempurnakan bentuk keris.
11. Gandhen besi: Yang paling besar seberat 2 kg, biasanya dipegang oleh panjak.
12. Mimbal: palu besi dengan ukuran lebih kecil (kurang lebih seberat 5 ons), yang biasa dipegang oleh empu.
13. Kikir: Ada berbagai bentuk kikir dengan ukuran kasar dan halus yang berbeda-beda.
14. Arang kayu jati: berguna sebagai bahan bakar. Selama ini diyakini arang kayu jati merupakan penghasil panas terbaik, karena pemijaran sempurna hanya dihasilkan ketika panas besi yang dipijar mencapai 1.100 derajad celcius.
15. Wungkal atau gerinda: Batu pengasah
16. Jeruk nipis: digunakan untuk mencuci keris yang secara fisik sudah selesai dibentuk dan diasah.
17. Warangan atau arsenicum: benda ini bisa dibeli di toko-toko bahan kimia, berfungsi untuk memunculkan pamor pada proses terakhir pembuatan keris. Tetapi harus hati-hati sekali, karena arsenikum mengandung racun yang berbaya bagi kesehatan.
19.Tlawah: Balok kayu yang dilubangi di tengahnya, berfungsi untuk merendam keris dengan air jeruk nipis saat dilakukan pencucian. (bersambung)

No comments:

Post a Comment